Seharusnya semua manusia di bumi ini sadar dan tahu pasti bahwa suatu hari nanti mereka akan meninggal. Akhir dari setiap kehidupan adalah kematian. Jika diibaratkan sebagai seseorang yang mengikuti lomba lari maraton, kelahiran adalah sebuah garis awal dan berakhir dengan kematian sebagai garis akhir. Mengapa manusia tetap berusaha menjalani kehidupan seolah-olah mereka tidak akan pernah mati? Mengapa manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya akan sia-sia juga ketika raga mereka meninggalkan jiwa mereka suatu saat. Tidak akan ada yang pernah tahu hidup dan matinya seorang manusia, tetapi jika esok adalah hari kematianmu, dan kau tahu itu, apakah kau akan tetap makan, minum, menjaga kebersihan tubuhmu, pergi bekerja, bersaing dengan karyawan lainnya, dan lain sebagainya? Diri ini bertanya-tanya mengapa umat manusia, termasuk diri ini, gemar melakukan hal yang bisa jadi sia-sia tersebut.
Namun, bila semua manusia memiliki pola pikir bahwa, “Suatu hari nanti saya akan mati, lebih baik tidak melakukan apa-apa sajalah, toh akan sia-sia juga.” Maka bisa dipastikan tidak akan ada kehidupan di bumi ini dan umat manusia akan memilih lebih baik mati saja daripada hidup dan bekerja keras. Entah itu mati dengan bunuh diri, menanti maut menjemput, ataupun mati secara perlahan. Apakah motivasi seorang manusia untuk hidup dan berjuang dalam hidupnya? Apakah demi uang, namun uang tidak akan bisa dibawa dan digunakan saat kematian menghampiri. Apakah demi keinginan untuk dikenang sebagai orang yang berkesan bagi orang terkasihi yang ditinggalkan, namun seorang manusia tidak mungkin mengenang orang yang sudah meninggalkan dirinya seumur hidupnya, pasti ada saatnya manusia tersebut bangkit dari keterpurukan ditinggalkan oleh orang terkasihinya dan kembali menjalankan kehidupannya tanpa orang terkasihi tersebut. Lalu apakah motivasi sesungguhnya dari umat manusia untuk menjalani kehidupan.
Ada banyak orang yang percaya akan sosok tuhan yang merupakan suatu kehadiran yang tidak dapat dibayangkan oleh umat manusia, juga tidak dapat dibuktikan keberadaan dan ketidakberadaannya oleh umat manusia, namun disebut-sebut agung, suci, dan dipuja oleh umat manusia. Sebagian besar dari mereka memiliki kepercayaan bahwa dirinya akan bertemu sosok tuhan di akhirat nanti, entah dirinya akan terkurung dalam neraka--bagi mereka yang melakukan banyak kejahatan di masa hidupnya--,ataukah dirinya akan bersama dengan sosok tuhan di dalam surga--bagi mereka yang banyak melakukan kebajikan di masa hidupnya--. Akan tetapi, bagaimana situasinya jikalau sebenarnya surga dan neraka tidak ada, dan ketika seorang manusia meninggal, jiwanya hanya meninggalkan badannya, dan jiwanya benar-benar musnah. Segala doa-doa yang terlontar selama ini ternyata sia-sia, segala harapan untuk menemui sosok tuhan yang dipuja semasa dirinya hidup juga tidak terpenuhkan. Bila hal tersebut terjadi, akankah manusia tetap berjuang untuk hidup? Apabila seorang Michael Jackson yang sudah wafat benar-benar sudah tidak ada, tidak menjadi hantu, rohnya lenyap, dirinya tidak pergi ke surga dan neraka, dan dirinya benar-benar musnah dari muka bumi, tepat seperti saat dirinya belum lahir. Untuk apakah manusia hidup?
Bila Michael Jackson benar-benar musnah, bagaimana dengan prestasinya saat dirinya masih hidup, bagaimana dengan uang yang susah payah dihasilkan oleh dirinya saat dirinya masih hidup. tidak ada satupun yang bisa dibawanya saat dirinya meninggal. Kalau begitu, untuk apakah Michael Jackson hidup kalau pada akhirnya seluruh kerja keras saat dirinya hidup tidak berarti lagi bagi dirinya ketika maut menjemputnya secara tiba-tiba. Bukankah itu berarti semua yang Michael Jackson lakukan semasa hidupnya sia-sia dan seluruh hal yang dilakukan umat manusia yang sudah terlebih dahulu meninggal adalah sia-sia?
Ketika saya pikirkan jawaban untuk pertanyaan saya sendiri, menurut saya kerja keras Michael Jackson saat dirinya masih hidup adalah sia-sia bagi dirinya sendiri setelah dirinya meninggal. Bagaimana tidak, MJ tidak membawa apapun saat dia meninggal, seluruh ketenaran, uang, dan segala barang miliknya--yang ia dapat dari kerja kerasnya--tidak dapat dia bawa, satupun tidak dapat dia bawa dan digunakannya lagi. Akan tetapi, kerja keras MJ tidak sia-sia bagi orang-orang terdekat MJ, contohnya keluarga MJ, terutama anak-anaknya. Tidak juga sia-sia bagi orang-orang yang mengagumi MJ, bagi fans setia MJ, MJ akan selalu ada di hatinya, akan menjadi inspirasi. Bagi para musisi yang juga adalah fans dari MJ, setiap musik yang dihasilkan MJ akan menjadi panutannya dalam menghasilkan musik. Walaupun MJ meninggal dan mungkin saja dia lenyap sepenuhnya seperti yang saya katakan, namun setiap pundi-pundi uang yang dihasilkan MJ akan tetap berguna bagi keluarga MJ, kasih sayang MJ akan dikenang--meskipun tidak diingat seumur hidup--oleh anak-anak MJ, setiap musik yang diaransemen, tarian yang dipertunjukkan, atribut khas dari MJ akan menjadi kontribusi besar bagi dunia musik, dunia seni tari, dan dunia fashion. Bagi penggemar MJ, MJ akan tetap menjadi role model-nya. Kehidupan MJ sama sekali tidak sia-sia jika dilihat dari manfaatnya bagi orang lain di luar dari pribadi MJ sendiri. Kontribusi MJ untuk dunia--tergantung sudut pandang anda melihatnya--tidaklah sedikit, bahkan terbilang sangat besar.
Pembahasan di atas adalah contoh dari seorang pribadi yang memang semasa hidupnya adalah orang yang tenar, bekerja keras, dan memberikan kontribusi banyak bagi dunia. Namun, apakah kehidupan seorang manusia yang tidak terkenal, tidak melakukan hal-hal yang banyak membantu orang sekitarnya, menjalani hidup ala kadarnya, berarti menjalani hidup yang sia-sia dan kehidupannya akan sia-sia bagi orang sekitarnya juga? Saya tidak mampu menjawabnya, karena ada banyak sekali manusia yang hidup di luar sana, dengan tujuan hidup yang berbeda-beda. Menurut saya, seorang manusia yang hidupnya tidak sia-sia adalah manusia yang telah melakukan hal yang berguna baik orang terdekatnya atau bahkan orang lain. Sekecil apapun itu.
Kesimpulan saya dari perenungan saya ini, salah satu tujuan seorang manusia hidup adalah untuk memberikan 'kemudahan' bagi generasi selanjutnya. Ketika kakek saya meninggal, kerja keras kakek saya semasa hidupnya tidaklah sia-sia, harta yang ditinggalkan, kebijaksanaan, serta nasihat-nasihat yang diberikan oleh kakek sayalah yang membimbing dan menopang kehidupan generasi ayah saya dan kini menopang generasi anak-anak dari ayah saya.