Monday, July 23, 2018

Kesan tentang "Kafka on the Shore"

Jadi, hari ini gua baru beres baca Kafka on the Shore. Ini buku pertama yang gua baca dari Murakami Haruki dan menurut gua cara penulisan dia bagus dan ceritanya menghanyutkan. Tapi, gua ngerasa bagian seksnya kurang penting sebenarnya. Entahlah. Mari kita diskusikan.

Di novel ini, terdapat 49 chapter + 1 chapter berjudul Boy named Crow, jadi sebenarnya ada 50 chapter, gua rasa. Chapter pertama berisi tentang Kafka Tamura yang lari dari rumah, dan chapter 49 ditutup oleh Kafka Tamura yang pulang ke rumahnya di Takano, Tokyo, untuk melanjutkan sekolah. Endingnya cukup bahagia, jadi gua merasa diberi angin segar setelah membaca endingnya.


Novel diawali dengan cerita dari Kafka yang melarikan diri dari rumah karena ayahnya yang seorang pengrajin patung tidak mempedulikan dirinya. Kafka baru saja berulang tahun ke-15 saat dirinya memutuskan untuk melarikan diri dari rumah. Dia ingat bahwa dirinya memiliki ibu dan kakak perempuan, tetapi kedua orang tersebut tidak ada lagi di ingatannya sejak dirinya berusia 4 tahun. Sejak itu dia hanya tinggal bersama ayahnya. Ayahnya adalah orang terkenal dan kaya raya.

Selanjutnya Kafka bertemu Sakura saat sedang mengendarai bis ke Takamatsu karena Kafka memutuskan untuk melarikan diri ke sana. Sakura adalah perempuan yang lebih tua dari pada Kafka, dan orang yang santai. Mereka pertama kali berbicara saat berada di rest area. 
Setelahnya, di dalam alur cerita, Kafka menganggap bahwa Sakura adalah kakak perempuannya, walaupun tentu saja bukan. Sakura sudah punya pacar dan Sakura bukanlah perempuan yang sembarangan melakukan kegiatan seksual dengan laki-laki lain. Tapi Sakura pernah satu kali membantu Kafka masturbasi, saat Kafka menginap di kamar Sakura setelah Kafka “membunuh” ayahnya di dalam mimpi yang cukup nyata.

Kemudian, ada tokoh bernama Oshima. Oshima adalah seorang perempuan, tetapi Oshima tidak pernah datang bulan dan dadanya tidak berkembang seperti wanita pada umumnya. Oshima juga berpenampilan seperti laki-laki, dan mungkin lebih memilih untuk dianggap sebagai laki-laki. Tapi Oshima tidak bermasalah apabila dirinya diketahui orang sebagai perempuan. Oshima homoseksual dan mengidap hemofilia di mana ketika dirinya terluka sekecil apapun, darah yang ke luar akan sangat banyak hingga dia harus dibawa ke rumah sakit. Di dalam novel, tidak ada hubungan seksual antara Oshima dan Kafka. Oshima banyak membantu Kafka, mulai dari membiarkan Kafka bekerja di Perpustakaan Komura, hingga membiarkan Kafka tingga di kabin pribadinya dan kakaknya, Sada.

Oshima sudah memiliki pasangan, tetapi tidak pernah dibahas lebih lanjut. Sada adalah kakak laki-laki Oshima dan merupakan pria yang santai dan tidak banyak bicara. Sada senang berselancar dan membuka toko selancar di pinggir pantai. Sada muncul di chapter terakhir di buku ini.

Di perpustakaan Komura, ada juga Nona Saeki, perempuan berusia 50 tahun sekian. Saeki merupakan wanita yang dulunya adalah seorang penyanyi, dan hanya merilis 1 lagu berjudul Kafka on the Shore (Umibe no Kafuka). Lagu tersebut terjual lebih dari 1 juta kopi. Saeki tetapi tidak melanjutkan karirnya setelah pria yang dia cintai sejak kecil, meninggal karena dibunuh orang ketika disangka sebagai dalang dari suatu tragedi (?) intinya, pria tersebut meninggal sia-sia. Saeki kemudian melarikan diri dari segala ketenaran, dan tidak diketahui apa saja yang dia lakukan setelah itu. Tetapi Kafka menduga bahwa Saeki adalah ibunya, dan walaupun tidak disebutkan secara gamblang, sepertinya Saeki memang ibu dari Kafka.

Saat dalam pelarian, Saeki pernah melakukan sebuah penelitian tentang orang-orang yang pernah tersambar petir. Ayah dari Kafka pun pernah tersambar petir. Teori dari Kafka adalah mereka berdua bertemu dan kemudian jatuh cinta dan melahirkan Kafka dan kakak perempuannya. Saeki mengakui sebelum kematiannya bahwa dirinya pernah terlibat dalam suatu hubungan yang mirip dengan pernikahan, mungkin itu adalah klu bahwa dia pernah “menikah” dengan Tamura. Saeki, seperti juga Nakata, yang selanjutnya akan gua bahas, sebelumnya pernah membuka “the entrance stone” yang juga berarti batu pintu masuk.

Walaupun Kafka sepertinya adalah tokoh utama dalam buku ini, tetapi ada juga tokoh bernama Nakata. Kafka dan Nakata secara bergantian mengisi chapter per chapter dari buku ini. Apabila chapter 1 merupakan cerita Kafka, chapter 2 adalah milik Nakata, dan begitu terus hingga chapter 49. Kafka dan Nakata tidak pernah bertemu secara langsung di dalam buku ini tetapi cerita mereka bersinggungan secara tidak langsung. Nakata diceritakan sebagai pria berusia 60 tahun lebih yang tidak bisa membaca dan memiliki kehidupan yang sederhana.

Nakata awalnya adalah anak yang pandai dan selalu mendapat nilai bagus di sekolah. Tapi setelah tragedi yang dia alami di hutan saat akan mengumpulkan jamur, di mana dirinya ditampar oleh gurunya dengan keras, Nakata mengalami trauma dan kehilangan ingatannya secara keseluruhan. Alasan mengapa Nakata ditampar oleh gurunya adalah karena Nakata menemukan kain penuh darah gurunya karena gurunya tiba-tiba datang bulan dan membuangnya di hutan. Guru tersebut malu karena Nakata membawa kain itu dan memperlihatkan pada semua anak-anak lainnya. Guru kemudian menampar Nakata dengan sangat keras hingga Nakata kehilangan kesadaran.

Tidak hanya Nakata, anak-anak lainnya yang ikut dalam pendakian gunung untuk mengumpulkan jamur juga kehilangan kesadaran. Tetapi Nakata mengalami koma, dan bangun paling terakhir dengan ingatan yang bersih dan Nakata tidak dapat mengingat siapa dirinya dan bagaimana cara untuk membaca. Latar belakang cerita Nakata adalah masa peperangan Jepang, di mana Jepang tengah diduduki Amerika Serikat. Nakata yang adalah anak laki-laki tertua tidak laki dipedulikan oleh orang tua dan kedua adik lelakinya. Nakata tinggal dengan kakek neneknya di desa, saat semuanya meninggal, Nakata bekerja menjadi pengrajin furnitur.

Setelah bos furnitur meninggal dan bangunan dijual, Nakata tinggal di apartemen peninggalan orang tuanya. Nakata setelah itu didaftarkan sebagai penduduk disabilitas dan mendapat subsidi dari pemerintah. Nakata dapat berbicara dengan kucing, kemampuan itu sepertinya berasal dari batu pintu masuk yang dibuka oleh Saeki saat Saeki berusia 20-an. Linimasanya kurang gua pahami, tapi persimpangan jalan Saeki dan Nakata kira-kira berhubungan dengan batu pintu masuk itu.

Nakata yang bisa berbicara dengan kucing itu, kemudian bertemu dengan Johnnie Walker saat ingin mencari seekor kucing bernama Goma. Johnnie Walker adalah penghuni dunia lain yang mengumpulkan jiwa kucing untuk membuat seruling. Singkat cerita, Nakata membunuh JW. Di hari yang sama, ternyata Kafka membunuh ayahnya dari dunia mimpi (?) dan bangun dengan baju penuh darah. Kafka menelepon Sakura dan Sakura membiarkan Kafka menginap di tempatnya. Saat itulah Sakura membantu Kafka masturbasi.

Nakata kemudian mengembalikan Goma ke keluarga Koizumi dan memutuskan untuk pergi dari Nakano ke Shikoku. Di perjalanan, Nakata banyak dibantu oleh orang-orang yang ditemuinya. Pekerja kantoran yang pendiam namun menceritakan segala hal pada Nakata, pengemudi truk yang menganggap Nakata menarik, kemudian Hoshino, pengendara truk yang memiliki kakek yang sudah meninggal. Hoshino menurut gua adalah tokoh yang paling menarik dan dekat di hati karena orang pada umumnya cukup mirip dengan Hoshino. Terutama setelah mengetahui Hoshino berusia sekitar pertengahan 20-an, mungkin 25-an.

Hoshino yang tidak pernah peduli apapun dalam hidupnya, memutuskan untuk membantu Nakata karena Nakata mirip dengan kakeknya yang sangat baik padanya semasa hidup. Hoshino yang dulu sering memiliki pacar yang baik dengannya tetapi Hoshino tidak menyukai hubungan yang menyusahkan dan buru-buru mengakhiri hubungan yang dia pikir akan merepotkannya.
Hoshino-lah yang membantu Nakata menemukan batu pintu masuk dan dia menemukan batu itu karena dibantu oleh Kolonel Sanders, penemu KFC. Pada akhirnya Hoshino menjadi tertarik pada Beethoven karena sering pergi ke suatu kafe yang menyajikan kopi yang lezat dan musik yang menenangkan dirinya. Hoshino yang merupakan seseorang yang simpel, dan tidak begitu suka membaca, menjadi diri yang lebih baik saat berpetualang dengan Nakata.

Setelah Nakata bertemu dengan Saeki, setelah Nakata dan Hoshino berhasil membuka batu pintu masuk, Saeki meninggal (karena serangan jantung) dan Nakata tidak lama kemudian juga meninggal. Saat itulah Hoshino menangis. Hoshino kemudian dapat berbicara dengan kucing, dan dibantu oleh kucing itu untuk menutup kembali batu pintu masuk. Hoshino kemudian meninggalkan jenazah Nakata di ruangan apartemen yang dipinjamkan oleh Kolonel Sanders, dan memutuskan untuk kembali ke pekerjaannya yang semula ditinggalkannya untuk menemani Nakata bertualang. Hoshino menghubungi polisi untuk mengurus jenazah Nakata karena Hoshino membenci polisi.

Baginya polisi hanyalah gangster yang dibayar oleh negara. Hoshino adalah anak berandalan, dan hidup dengan ceroboh. Tapi berubah demi kakeknya, dan menjadi tentara pertahanan. Tapi kemudian ke luar dan menjadi supir truk. Gua merasa perubahan Hoshino yang ditunjukkan di buku ini adalah yang paling menarik, dan gua suka banget bagian dia nangis waktu Nakata meninggal.

Lalu, Kafka. Bagian seksnya, huh. Dia digambarkan sebagai anak laki-laki remaja yang sehat dan memiliki libido yang cukup tinggi. Dia pertama-tama menunjukkan hasrat seksualnya saat Sakura duduk di sebelahnya saat di dalam bis. Sakura bersender di pundaknya dan Kafka melihat tali branya dan pikirannya melalang buana. Lalu, yang ke dua kali, saat dia tidur di kamar Sakura, dan Sakura mengajaknya naik ke kasur. Saat itu dia tegang dan Sakura membantunya masturbasi.

Selanjutnya, saat Kafka melakukan hubungan seksual dengan Saeki berumur 15 tahun. Mungkin itu hantu Saeki? Atau Saeki dari portal waktu lain, entahlah. Lalu, saat berhubungan seks dengan Nona Saeki yang asli, saat Kafka menyatakan ketertarikannya, dan mengajak Saeki melakukan hubungan seks. Padahal Saeki adalah ibu kandungnya ~mungkin~ yang berarti ada hubungan incest di novel ini dan menurut gua cukup disturbing. Ada juga bagian di mana Kafka memperkosa Sakura saat berada di dalam mimpi. Sakura rupanya juga bermimpi tentang Kafka saat itu, tapi Sakura bermimpi bahwa Kafka akan menyeberang ke tempat yang berbahaya dan melarang Kafka pergi. Di akhir cerita hubungan Kafka tetap baik-baik saja dengan Sakura. Padahal gua pikir Kafka bakal merasa bersalah dan memutuskan hubungan dengan Sakura. Tapi itu nggak terjadi.

Di akhir cerita, semuanya berakhir dengan cukup baik, gua rasa. Kafka balik ke Tokyo, dan kembali bersekolah. Oshima membuka peluang untuk Kafka untuk kembali, setelah menyelesaikan pendidikannya. Sakura juga mengajak Kafka untuk bertemu di Tokyo. Dan Kafka menutup pembicaraan dengan Sakura dengan memanggilnya “kakak”.

Oh ya, yang paling penting, Kafka itu memiliki arti “gagak” dalam bahasa Ceko. Di buku ini, diri lain dari Kafka diberi nama ‘Crow’ atau gagak. Ditandai dengan dialog yang ditebalkan hurufnya. Menurut gua, sisi Kafka yang diberi nama Gagak itu adalah sisi paling jujur dari Kafka. Mengatakan hal-hal seperti apa yang terpampang dan terjadi sesungguhnya, walaupun diri Kafka sendiri mengelak. Kafka mewariskan lukisan Kafka on the Shore yang berisi lukisan pacar dari Saeki, dan ternyata terdapat Nakata juga di dalam lukisan tersebut. Saat berada di dalam hutan dekat kabin Oshima, Kafka bertemu dengan 2 tentara perang Jepang dari perang dunia ke-2 yang melarikan diri tapi tersesat, sekitar 60 tahun yang lalu. Kafka diantarkan ke afterworld dan bertemu dengan Saeki 15 tahun. Mereka berbincang dll. Kafka diminta kembali ke dunia nyata. Dll.

Kesan gua sih, gua suka sama kekuatan Kafka, tapi benci dengan libidonya dan cerita yang cukup incest-y. Sakura cukup baik karakternya, dan murni sayang dengan Kafka sebagai seorang perempuan yang lebih tua, bukan gadis gampangan, dan itu adalah poin plus. Lalu, Nakata, gua gasuka cara dia ngomong tentang dirinya dengan menggunakan kata tunjuk orng ke tiga. Tapi kehidupan dia juga bukan kehidupan yang mudah. Itu juga mungkin yang dirasakan mama papa gua? Kehidupan yang cukup sulit jika tidak dapat membaca. Gua harus lebih rajin membantu mereka membaca segala macam. Kisah Nakata cukup dekat di hati karena dia seumuran dengan papa mama gua. Nakata hidup menerima nasibnya dan tidak nego-nego karena dia tidak tahu cara menjalankan hidup dengan lebih baik daripada itu. Tapi menjadi katak dalam tempurung pun gua rasa bukan hal yang terlalu buruk juga?

Oshima, gua suka karakter dia, wanita yang mandiri dan walaupun memiliki masalah tentang preferensi seksualnya, dia tetap melanjutkan hidupnya. Dulunya Oshima juga lari dari rumah seperti Kafka, dan tinggal di kabin itu. Membaca banyak buku yang beragam sebagai ganti dari pendidikan yang harusnya dia dapatkan dari sekolah. Karena buku berlimpah itulah Oshima jadi orang yang pandai berbicara dan berpengetahuan luas. 

Yang menurut gua paling berkesan itu waktu dia mengatasi 2 wanita pengunjung perpustakaan. 2 wanita itu sangat menyebalkan dengan penelitiannya yang super penting tentang kenapa toilet di perpustakaan itu tidak dipisah untuk laki-laki dan perempuan. Menuduh Oshima adalah laki-laki yang menjunjung tinggi sistem patriarki dan tidak peduli dengan hak perempuan. Dan saat Oshima mengatakan bahwa dirinya adalah perempuan, dan apapun yang dikatakan oleh kedua pengunjung wanita tersebut tidak valid adalah saat-saat yang sangat memuaskan untuk gua sebagai pembaca.

Bagian yang paling gua nggak pahami sih other world itu loh. Realm yang bener-bener membingungkan. Di mana crow membunuh orang yang sepertinya Johnnie Walker. Terus makhluk putih licin yang ke luar dari mulut jenazah Nakata yang mau masuk ke batu pintu masuk, tapi setelah Hoshino berhasil nutup pintu masuknya, langsung lemas (karena batunya berat banget) dan Hoshino bunuh makhluk itu. Gua nggak ngerti bagian itu menunjukkan apa.

Sampai ending, gua juga nggak paham kenapa papanya Kafka mengutuk Kafka, kalau Kafka bakal bunuh ayahnya, meniduri ibu dan kakak perempuannya. Gua nggak ngerti itu semua. Dan nggak ngerti kenapa Kafka melakukan itu semua, atau apakah Kafka benar melakukan itu semua? Selain meniduri ibunya, tentu saja. Kafka jelas-jelas jatuh cinta pada Saeki, dan meniduri Saeki. Saeki sendiri juga mau melakukannya, walaupun dirinya bingung dengan apa yang benar dan salah. Apakah Saeki mengira Kafka mirip kekasihnya yang meninggal? Kenapa Kafka tidak dapat melarikan diri dari kutukan itu tetapi malah berlari menyambut kutukan itu?

Dan gua juga nggak paham kenapa kematian Tamura bisa berhubungan dengan Johnnie Walker. Kebetulan yang sangat kebetulan. Kenapa Nakata bisa menurunkan hujan ikan dan hujan lintah? Itu simbolisme tentang apa coba, gua nggak paham sama sekali. Walaupun kayanya hidup dengan kemampuan bisa berbicara dengan kucing itu menarik banget.

Tokoh yang meninggal di dalam buku ini: ayah Kafka, Saeki, Nakata. Sisanya hidup dengan baik.
Walaupun banyak yang gua nggak pahami, tapi banyak juga yang gua pahami dan gua sukai. Kehidupan tenang Kafka di kabin milik Oshima, terutama. Itu yang paling menarik. Hidup di tempat yang terisolasi, dengan buku yang berlimpah. Menikmati ketenangan yang menyejukkan dan sekaligus mencekam. Tempat yang bagus untuk memikirkan segala macam hal yang terjadi, dan akan terjadi dalam hidup kita.

Yang gua tulis di sini cuma garis-garis besar dari cerita di buku tersebut, untuk lebih lengkapnya bisa langsung baca dari novelnya, karena nggak mungkin semuanya gua bahas. After all, ini buku berisikan 489 lembar.

Cerita novel fiksi ini cukup realistis, tapi juga supernaturalis. Metafisikal kalau mereka menyebutnya. https://kbbi.web.id/metafisika: "ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan"

Selanjutnya gua bakal baca 1Q84.

Sekian tentang Kesan tentang "Kafka on the Shore".

Buku yang dibaca: Kafka on the Shore by Vintage International. (English translated copy)